Saat ini, pemanfaatan teknologi informasi sudah semakin luas. Tidak lagi hanya digunakan untuk perangkat PC atau smartphone saja, teknologi informasi juga sudah mulai masuk ke berbagai sektor lainnya. Biasanya, pemanfaatan teknologi ini sering disebut dengan terminologi smart. Contohnya smart TV, smart car, smart home, dan lain sebagainya. Penggunaan kata smart menggambarkan bahwa objek tersebut terintegrasi dengan teknologi informasi dan komunikasi sehingga bisa menjawab berbagai masalah yang ada dan melakukan lebih banyak hal untuk mendukung aktivitas penggunanya.
Di bawah kepemimpinan Walikota Ridwan Kamil, kota Bandung terlihat sangat serius membawa jargon smart city. Sebenarnya proyek IT di Bandung sudah ada sejak lama. Berbagai proyek pengadaan dan pengembangan teknologi informasi sesungguhnya sudah dilakukan dari era pemerintahan sebelumnya. Dengan membawa jargon Bandung Smart City, sepertinya Ridwan Kamil tengah mencoba untuk meningkatkan kesadaran serta dukungan dari berbagai pihak terkait pentingnya smart city.
Saat ini kota Bandung memiliki Dewan Pengembangan Bandung Kota Cerdas atau biasa disebut dengan Dewan Smart City. Dewan tersebut terdiri dari berbagai elemen yang ada di masyarakat kota Bandung maupun pemerintah kota Bandung. Beberapa nama yang terlibat adalah Ilham Habibie yang juga Ketua Pelaksana Dewan TIK Nasional, Prof. Dr. Ir. Suhono H. Supangkat yang menginisiasi Smart City Initiatives Indonesia, Budi Rahardjo dosen ITB yang juga aktif di komunitas Startup Lokal, hingga perwakilan dari komunitas startup di Bandung yakni Yohan Totting dari Forum Web Anak Bandung (FOWAB).
Pendekatan yang dilakukan oleh Ridwan Kamil selaku walikota memang merupakan pendekatan berbasis komunitas dan gotong royong. Banyak pihak yang diajak berkolaborasi untuk mewujudkan Bandung Smart City mulai dari komunitas, universitas, swasta, hingga negara-negara asing untuk menjadi sister city atau kota yang diajak untuk menjalin kerja sama secara intensif di berbagai sektor.
Selain itu, ada juga program populis yang bertujuan untuk mendapatkan dukungan dan partisipasi dari masyarakat seperti
update harga pasar, pengawasan secara
real time proyek-proyek pembangunan yang ada di kota, dan pengawasan titik-titik kemacetan yang langsung terhubung dengan
Command Center. Bekerjasama dengan X-Igent, baru-baru ini pemerintah kota Bandung juga meluncurkan aplikasi
mobile Panic Button untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat di kota ini.
Aplikasi Harga Komoditas Pasar. Sumber gambar:
Diskominfo Bandung.
Kombinasi program monumental dan populis dengan program pembangunan infrastruktur yang fundamental inilah yang membuat perkembangan smart city di Bandung terbilang pesat dan positif. Secara kasat mata, masyarakat dan media bisa melihat langsung wujud dari Bandung Smart City sehingga mendapatkan dukungan yang baik. Lalu di belakang itu, pemerintah juga masih tetap membenahi berbagai sektor yang mungkin tidak terlihat tapi penting untuk kemajuan kota Bandung.
Dukungan berbagai elemen
Kepedulian masyarakat Bandung terhadap terwujudnya Bandung Smart City terbilang sangat tinggi. Kota Bandung mendapatkan banyak sekali dukungan dan proyek kerja sama dari berbagai pihak. Insitut Teknologi Bandung (ITB), misalnya, sudah menandatangani
perjanjian kerja sama (MoU) untuk mendukung pembangunan Bandung Smart City bersama dengan Telkomsel pada 16 Agustus 2014 lalu.
ITB juga memiliki laboratorium Smart City and Community Innovation Center (SCCIC) yang memang mendedikasikan program-program penelitiannya untuk kemajuan kota Bandung. Salah satu contohnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Ventje Jeremias, peneliti di Laboratorium SCCIC di bawah bimbingan Prof. Suhono Harso Supangkat yang sedang menempuh S3 di ITB.
Ventje kini tengah meneliti pemanfaatan Internet of Things yang modulnya bisa digunakan untuk middleware platform Smart City. Sederhananya, platform ini merupakan sebuah sistem software yang dapat menghubungkan dan mengintegrasikan berbagai aplikasi yang kompleks dan arsitektur yang berbeda secara bersama-sama.
Bandung Command Center yang saat ini dimiliki oleh kota Bandung juga merupakan kolaborasi dari berbagai pihak. Bandung Command Center merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah kota Bandung dengan IBM dan Lembaga Afiliasi Penelitian Industri (LAPI) ITB. Saat ini, Bandung Command Center berfungsi sebagai pusat terkumpulnya data-data terkait dengan kebutuhan Bandung Smart City. Mulai dari SKPD, data dari masyarakat, sampai data dari internal ke luar, akan dipusatkan di sini. Aplikasi Panic Button Bandung juga terhubung langsung dengan Bandung Command Center.
Tak ketinggalan, vendor asal Cina Huawei ikut mendukung program ini dengan nama
Safe City yang mencakup
e-government, e-ticketing dalam sistem transportasi, rumah dengan teknologi terintegrasi, dan layanan darurat lainnya.
Dukungan dari komunitas yang ada di Bandung terhadap Bandung Smart City juga bisa dibilang sangat tinggi. Contohnya adalah komunitas
Code4Bandungyang dipimpin oleh Pandu Kartika. Komunitas ini berfokus mempromosikan kolaborasi masyarakat dan pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan kota dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Program Code4Bandung sangat bervariasi, dari mulai advokasi dan pendampingan open data di pemerintah, aktivasi komunikasi dua arah masyarakat-pemerintah dengan forum dan diskusi, pembangunan aplikasi (civic technology), kampanye partisipasi publik, dan berbagai usaha lain untuk meningkatkan kolaborasi masyarakat dan pemerintah.
Contoh lain peran serta komunitas dalam membangun Bandung Smart City adalah komunitas
Pizza Data. Prasetyo Andy Wicaksono, salah satu inisiator komunitas Pizza Data, memaparkan bahwa pihaknya fokus dengan data terbuka
(open data). Penggunaan fitur ini membuat data bisa diakses secara bebas, terutama yang berkaitan dengan data publik. Komunitas tersebut sering mendiskusikan permasalahan di kota Bandung dan mencari solusi praktisnya dengan memanfaatkan data terbuka.
Tantangan yang harus dihadapi
Bagaimanapun, mewujudkan Bandung Smart City bisa dibilang bukan merupakan perkara yang mudah. Ada banyak sekali rintangan yang harus dihadapi terkait dengan banyak sektor. Salah satu tantangan besar yang dihadapi adalah permasalahan terkait infrastruktur, koordinasi, dan sumber daya manusia.
Terkait infrastruktur, selain dari sisi pembangunannya, masih ada banyak masalah yang perlu dibenahi. Salah satu isu yang cukup penting adalah masalah kabel yang menjadi infrastruktur komunikasi utama masyarakat yang saat ini masih berantakan. Layanan internet bagi masyarakat juga belum merata dan optimal. Padahal, infrastruktur merupakan hal yang paling fundamental karena ketika infrastruktur sudah rapi, pembangunan yang ada “di atasnya” bisa dilakukan dengan cepat.
Roadshow Open Data oleh Prasetyo. Sumber gambar:
@pizzadata
Isu lainnya yang menjadi tantangan adalah koordinasi. Ini merupakan masalah klasik yang sering terjadi di banyak sektor, baik itu pemerintah, bisnis, akademik, maupun komunitas. Diperlukan koordinasi yang baik sehingga setiap elemen yang berpartisipasi dan berkolaborasi di dalam pembangunan Bandung Smart City bisa memberikan kontribusi yang maksimal. Untungnya, Bandung merupakan salah satu kota yang cukup terkenal dengan konsep gotong royong dan mementingkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Dengan adanya Dewan Smart City, harapannya tantangan ini bisa teratasi dengan baik.
Tantangan selanjutnya adalah masalah sumber daya manusia. Penggunaan teknologi informasi bagi generasi saat ini bisa dibilang sangatlah mudah dilakukan. Lain halnya dengan generasi sebelumnya. Ini tentu menjadi tantangan tersendiri untuk menyiapkan tidak hanya pegawai di pemerintah, tapi juga masyarakat di kota Bandung untuk bisa memahami konsep smart city dan memanfaatkan sistem yang ada.
Bandung Command Center. Sumber gambar: Prasetyo Andy W.
Semoga tantangan-tantangan tersebut bisa diatasi dengan baik oleh pemerintah kota Bandung, serta pihak-pihak yang mendukung proyek ini. Bandung memiliki modal yang sangat bagus untuk mewujudkan smart city di Indonesia. Didukung dengan walikota yang “melek” teknologi dan cakap dalam menjalankan tugasnya, Bandung memiliki banyak sekali komunitas baik itu komunitas IT maupun kreatif yang siap mendukung Bandung Smart City. Dari sisi edukasi, kota ini juga memiliki banyak universitas ternama yang siap mendedikasikan akademisinya untuk meneliti kota Bandung.
Dengan dukungan tersebut, seharusnya Bandung Smart City bisa segera terwujud dan berjalan dengan baik. Dan keberhasilan program ini nantinya tentu bisa diaplikasikan ke berbagai kota lain di Indonesia, yang pada akhirnya akan mendorong negara ini untuk maju dan mengejar ketertinggalannya dari negara-negara lain.
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)
Comments
Post a Comment